logo icon
All filters
image

Wisatawan Malaysia Naik Dua Kali Lipat, PHRI Kalbar Susun Strategi Dongkrak Daya Saing Pariwisata

29 September 2025 | Admin PHRI
PONTIANAK, SP - Sektor perhotelan dan pariwisata Kalimantan Barat (Kalbar) mulai menunjukkan geliat positif pasca dibukanya kembali penerbangan internasional rute Kuching–Pontianak pada 12 September 2025. Bangkit Ciptadi, General Manager Hotel Golden Tulip sekaligus Wakil Ketua Pembinaan Hotel Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalbar, menyebutkan kehadiran rute ini berdampak langsung terhadap peningkatan okupansi hotel dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya dari Malaysia.Menurut Bangkit, angka kunjungan wisatawan Malaysia yang menginap di hotel-hotel di Pontianak melonjak signifikan. Di Hotel Golden Tulip misalnya, jumlah tamu asal Malaysia meningkat drastis.“Dulu, sebelum penerbangan internasional dibuka kembali, sekitar 120 wisatawan Malaysia yang menginap. Kini, setelah jalur Kuching–Pontianak aktif, jumlahnya melonjak menjadi kurang lebih 285 pengunjung," kata Bangkit."Ini baru dari semenjak dibukanya penerbangan internasional pada 12 September kemarin sehingga bisa kita lihat sangat signifikan untuk wisatawan yang datang dari Malaysia," sambungnya.Lonjakan kunjungan ini, kata Bangkit, menjadi momentum penting bagi perhotelan dan pariwisata Kalbar. PHRI Kalbar bersama pelaku industri perhotelan kini tengah mempersiapkan langkah strategis agar tidak hanya mengandalkan tingginya kunjungan, tetapi juga menghadirkan produk layanan dan sumber daya manusia yang lebih kompetitif.“PHRI memandang momentum ini harus direspons dengan baik. Kami berkolaborasi dengan pemerintah daerah serta stakeholder pariwisata untuk memastikan wisatawan memiliki pengalaman yang lengkap saat berkunjung. Wisatawan tidak hanya menginap, tetapi juga diarahkan ke destinasi wisata unggulan Kota Pontianak,” ujarnya.Beberapa destinasi yang dimaksud antara lain Alun-alun Kapuas, Tugu Khatulistiwa, Rumah Radakng, hingga Museum Kebudayaan Kalbar.Bangkit menegaskan, peran agen perjalanan sangat penting untuk mengemas potensi wisata tersebut sehingga bisa mendorong perputaran ekonomi masyarakat Pontianak.Selain wisatawan mancanegara, Bangkit juga menyinggung peran wisatawan domestik yang selama ini tetap mendominasi kunjungan hotel dan restoran di Kalbar. Kota Jakarta, kata dia, masih menjadi penyumbang terbanyak, disusul daerah-daerah lain di Kalbar.“Kalau wisatawan internasional masuk, maka wisatawan domestik pun tidak menutup kemungkinan untuk juga mencoba keluar. Situasi ini lumrah dan akan menciptakan kompetisi yang sehat," ungkap Bangkit.Dengan peningkatan kunjungan wisatawan internasional ini, PHRI Kalbar optimistis Pontianak dan Kalimantan Barat bisa menjadi destinasi yang tidak kalah menarik dibandingkan daerah lain di Indonesia bahkan negara tetangga."Kita akan memperkaya menyajikan pelayanan dan produk yang tidak kalah dari tempat tempat lainnya diluar sana lalu bisa dikemas baik, agar bisa menjadikan Pontianak dan Kalbar satu destinasi yang menjanjikan supaya bisa bersaing dengan negara lain,” kata Bangkit Ciptadi.Sebelumnya Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyambut baik dengan dibukanya rute penerbangan internasional di Bandara Supadio.Ia menilai langkah ini sebagai peluang besar untuk mendorong sektor pariwisata dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.“Termasuk Pontianak sebagai pintu masuk Provinsi Kalbar,” ujar Edi.Menurut Edi, dengan status internasional yang kini disandang Bandara Supadio, mobilitas masyarakat maupun wisatawan dari luar negeri, khususnya dari negara tetangga seperti Malaysia, akan semakin mudah dan cepat. Ia menyebutkan bahwa jalur udara dari Kuching, Malaysia, ke Pontianak akan menjadi salah satu rute potensial yang mampu menggerakkan sektor pariwisata di Kalbar."Pontianak bisa menjadi kota transit strategis. Wisatawan dari Kuching yang ingin ke Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, atau kota besar lainnya di Indonesia bisa singgah di Pontianak terlebih dahulu. Ini memberikan peluang bagi kita untuk memperkenalkan budaya, kuliner, dan destinasi wisata lokal," jelasnya.Edi menekankan bahwa kunjungan wisatawan internasional dapat memberikan efek domino yang signifikan.Selain mendongkrak angka kunjungan ke objek wisata di Kota Pontianak, kehadiran turis juga memberi manfaat langsung pada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk pedagang oleh-oleh, kuliner dan lainnya."Semakin banyak yang datang, maka perputaran uang di kota ini akan meningkat. Ini bukan hanya peluang bagi sektor pariwisata saja, tapi juga penguatan ekonomi masyarakat secara menyeluruh," ungkapnya.Ia juga mengimbau masyarakat dan pelaku usaha untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan menjaga citra kota agar wisatawan merasa nyaman dan aman selama berada di Pontianak.Wali Kota Edi Kamtono menyebutkan bahwa kehadiran penerbangan internasional menjadikan Pontianak sebagai salah satu wajah Indonesia di mata dunia.Status bandara internasional ini memberikan legitimasi bahwa Pontianak siap bersaing sebagai kota tujuan wisata dan bisnis."Maka, kesiapan kota dari sisi infrastruktur, layanan publik, hingga keramahan warga menjadi hal penting. Kita ingin memberikan kesan yang baik kepada dunia," pungkasnya. (din) | (Link Video Berita : https://drive.google.com/file/d/1vOmlAjZ1SJbPV-v2pwmS_otRC_d1YxF-/view?usp=drive_link | Sumber Berita : https://www.suarapemredkalbar.com/read/potret/24092025/wisatawan-malaysia-naik-dua-kali-lipat-phri-kalbar-susun-strategi-dongkrak-daya-saing-pariwisata | Keterangan Foto : Bangkit Ciptadi, General Manager Hotel Golden Tulip sekaligus Wakil Ketua Pembinaan Hotel PHRI Kalbar. Foto : Istimewa)